Simple aja, ketika dapet laporan dari 2 anak perempuan saya.
Yang pertama, usia 9 tahun. Dia mengeluh pinggangnya sakit ketika berusaha mengangkat galon air yang baru saya ganti namun masih diletakkan di lantai, belum saya naikkan ke atas. Terlepas dari subjektivitas saya sebagai ibunya, tentu saja saya bangga dengan inisiatifnya untuk membantu saya mengangkat galon tersebut, terlebih jika dibandingkan dengan usianya yang masih 9 tahun. Saya merespon dengan ucapan terima kasih atas usahanya dan untuk mengantisipasi dia kecewa terhadap dirinya sendiri karena gagal menyelesaikan sebuah pekerjaan (ini faktor genetik, percayalah!) saya sampaikan bahwa hal itu bisa dilakukan pelan-pelan, sambil berlatih, nanti lama kelamaan akan bisa.
Yang kedua, usia 4 tahun.
“Bunda, tadi ada keluwing di lantai, tapi udah Kiya matiin”
Tau keluwing kan? Saudara sepupunya kelabang versi kalem dan tidak beracun yang jika disenggol sedikit akan auto melungker.
Nah si bungsu ini setelah saya ulik lebih jauh tentang cara “matiin” keluwingnya, membuat saya agak gimanaaaa gitu…
Si keluwing ditetesi minyak kayu putih terlebih dahulu, setelah tidak bergerak/melungker, si bungsu akan mengambil pensil/penggaris, lantas dipotongnya itu badan keluwing menjadi 2 bagian.
Hmmm… haruskah saya merasa cemas?
Yaaaa setidaknya dari dua hal di atas, mereka sudah bisa dimatangkan level kemandiriannya, sehingga untuk hal-hal kecil seperti di atas mereka bisa menyelesaikannya sendiri tanpa harus menunggu bantuan orang lain.
Sekian, salam sehat ^_^