Entah karena keterbatasan modal atau emang sayanya yang punya prinsip “rumput tetangga lebih hijau daripada rumput halaman sendiri” jadinya yaaaa.. gitu deh!
Mulai dari SMP saya sering “membajak” celana training Bapak. Alesan utamanya karena celana training bawaan dari SMP itu pendek, di atas lutut. Alasan keduanya adalah, saat itu tidak diperbolehkan membeli celana saja tanpa kaos atasannya, jadi harus satu paket. Alasan ketiga adalah supaya ganti-ganti aja saya pake celananya hahaha.. Herannya Bapak rela-rela aja tuh trainingnya saya ambil
Lanjut ke masa-masa peralihan SMU ke kuliah. Saat itu saya lagi butuh baju polos dalam jumlah yang lumayan banyak. Dan ya, salah satunya karena keterbatasan dana, plus masih banyak “sisa” pakaian Bapak waktu masih kuliah dulu, jadilah itu para baju itu dipermak sedemikian rupa untuk kemudian saya gunakan sebagai seragam kuliah
Yang terbaru ya sekarang ini, masa-masa pasca menikah 😀 Mulai dari kaos si Ayah yang udah kekecilan dan akhirnya dilungsurkan ke saya, dan beberapa printilan lain yang pada akhirnya bukan lagi dilungsurkan, tetapi saya “ambil” hahaha.. Sebutlah celana training, jam tangan, kamera, (untuk dua item terakhir, sang suami masih blom rela sepenuhnya untuk diakuisisi).
Selanjutnya??? Hmmm.. apa ya?! Mungkin nanti ada saatnya ketika nanti anak-anak saya yang gantian mengakuisisi barang-barang milik saya (dan suami). Etapi sekarang sih si adek Risha udah mulai maenin scarf saya, mulai genit pakein eau de toilette, lipstick, bedak, sisir, dan haaaampir semuanya milik saya -_-“
PS : lagi-lagi fotonya ga sesuai dengan bahasan utama, tidak lain dan tidak bukan karena saya cuma pengen pamer foto hasil jepretan saya aja
hehehe pamer foto dari kamera akuisisi ya 😀
Emuwahahaha..bener banget mbak ^_^