Sandal yang biasa saya pake di kantor (hahaha..ketauan ngantor ra tau nganggo sepatu!). Awalnya saya tuh ga pernah make sandal di kantor, makes sepatuuuu terus! Apalagi sejak ada edaran supaya selama di kantor menggunakan sepatu dan tanda pengenal, semakin istiqomahlah saya 🙂
Namun kemudian terjadilah suatu peristiwa yang kemudian membuat saya berpaling ke sandal. Saya menemukan satu fakta bahwa memakai sandal dapat meningkatkan kesehatan kulit kaki. Selain itu keuntungan lain dari pemakaian sandal adalah rasa isis yang begitu menyegarkan, serta jari-jari kaki semakin bebas bergerak, sehingga resiko kaki lecet dapat terhindarkan.
Sayang disayang teramat sayang ternyata 2 buah sandal yang saya miliki, sebut saja si coklat dan si putih, memiliki nasib sama : putus. Si coklat telah meningalkan saya sejak sekitar sebulan yang lalu, saat itu saya legowo karena saya merasa memang si coklat sudah uzur mengingat kulitnya yang sudah mengelupas dimana-mana. Beralihlah saya ke si putih yang sebenarnya kurang saya sukai sebab dalam pemakaian lebih nyaman si coklat, lebih feet friendly gitu lho! 😉 Kemarin sekitar pukul 13.00 WIB ketika si putih yang berada di bawah kendali kaki kanan saya membentur meja komputer, watawwww.. sakit, kemudian putus! 😦 hiks.. saya ditinggalkan oleh sandal yang tidak terlalu saya cintai itu. Mengapa dia begitu tega meninggalkan saya pada saat dialah milik saya satu-satunya yang tersisa? Apa disebabkan oleh rasa kekurangsukaan saya kepadanya yang telah menyebabkan telapak kaki saya lebih cepat ngapal?!
Sebenarnya saya sempat kepikiran untuk mengganti si putih dengan sandal-sandal jepit biasa yang bermerk SWA**OW, namun mengingat riwayat hilangnya tiga pasang sandal saya di tempat yang sama (baca : masjid) yang meskipun telah diberi nama dengan font besar dan spidol permanen tetap hilang, saya urungkan niat itu. Hmmm.. bingung euy! Mosok dua sandal rusak dalam waktu berdekatan? Apa karena harganya murah (murah < 50 ribu, mahal 50-100 ribu) ?! Lha wong kalo saya beli yang mahal yo tetep rusak je.. Atau karena kaki saya yang aneh sehingga pantas dijuluki seperti judul di atas?! Yang jelas akibat putusnya si putih, dua hari terakhir ini saya selalu make sepatu sebab sandal yang biasa bertebaran di ruangan semakin berkurang akibat tikus-tikus yang semakin merajalela. Mo beli penerusnya si putih masih mikir-mikir euy sebab uang 30 ribu bagi saya begitu berharga saat ini, hmmm..
wakakakak, dasar sikil jaran!
wekekekek..
hikmahnya jadi istiqomah ke sepatu lagi, y, mbak?
ouw iya arti judulnya ?
ouw..
boso jowo tho?
hehe..
yupz! hikmah di balik “musibah”
artinya silakan diartikan sendiri ya, ga enak nulisnya hahaha…
oh ternyata ini postingan tahun lalu,, pantesan ada yg aneh kok tanggalnya 21 may 😦
*sandal hilang di masjid:
aku juga ngalami, malah aku pakai sandal jelek dan beda tipe sandal kanan-kiri, tetap saja hilang sebelah…. 😦
hihih.. rupanya gambar sendal diborgol itu dari sini toh?
walaaah….